01/05/2020
Setelah perang Korea (1950-1953),Korea Selatan merupakan negara yang miskin dengan produk domestik bruto (PDB) kedua terendah di dunia dan hanya sedikit lebih baik dari India. Luas wilayah Korea Selatan adalah 9,9 juta Ha dengan wilayah secara umum berbukit dengan tanah yang miskin unsur hara. Beberapa ahli menyebutkan bahwa ciri kemiskinan Korea Selatan bisa dilihat dari atap rumah penduduk yang masih berupa jerami (rumbia) dan dinding rumah yang terbuat dari tanah. Masayarakat hanya bekerja pada musim semi, panas, dan gugur dan mempersiapkan bekal makanan untuk musim dingin. Selama musim dingin penduduk Korea Selatan saat itu hanya mengisi waktu dengan minum-minuman keras dan berjudi sehingga ketika musim berganti maka mereka kembali tidak memiliki apa-apa. Hal ini terus berulang sehingga mereka sulit untuk keluar dari kemiskinan.
Seiring berjalan waktu sejarah mencatat pada tanggal 16 Mei 1961 Jenderal Park Chung Hee melakukan coup d’État (pengambil alihan) terhadap pemerintah yang sah dan kemudian menjadikannya sebagai seorang Presiden yang berkuasa. Presiden Park Chung Hee dikenal sebagai seorang presiden yang tegas dan berkesan otoriter. Melihat kondisi masyarakat yang berada dalam kemiskinan, maka Presiden Park Chung Hee menyusun sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Korea selatan. Maka pada tanggal 22 April 1970 diperkenalkanlah suatu gerakan yang disebut Saemaul Undong. Definisi Saemaul Undong secara harfiah berasal dari kata (se) yang berarti baru (maeul) yang berarti desa/komunitas dan (undong) yang berarti gerakan. Saemaul undong merupakan suatu gerakan perubahan dan reformasi pedesaan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat beserta kepala saemaul undong dan kepala desa menyusun sendiri program yang dibutuhkan oleh penduduk. Dengan menggunakan dana yang diperoleh dari pemerintah, apabila dana tersebut tidak mencukupi maka penduduk dengan sukarela menyumbangkan harta yang mereka miliki (meskipun dengan cara menyicil) untuk keberlangsungan program saemaul. Begitu juga dalam pelaksanaan program saemaul masyarakat bekerja sama untuk keberhasilan program tersebut seperti membagi waktu bekerja setiap minggunya menyesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Keberadaan pemimpin saemaul (saemaul leader) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program saemaul undong. Pemimpin saemaul merupakan orang yang ditunjuk dan diberikan pendidikan dan latihan oleh pemerintah Korea Selatan untuk memastikan keber–hasilan saemaul undong. Pemimpin saemaul merupakan sukarelawan (tidak digaji) yang bekerjasama dengan kepala desa agar program saemaul undong terlaksanadengan baik, dalam pelaksanaannya bertugas membujuk penduduk desa agar berpartisipasi dalam program tersebut.Contohnya untuk mengorbankan tanahnya untuk dipakai menjadi jalan desa sebagai akibat pelebaran jalan desa.
Presiden Park Chung Hee merupakan salah satu penentu keberhasilan program saemaul undong karena beliau pemimpin yang sangat teguh pendirian dan tegas (bahkan terkesan otoriter). Beliau mewajibkan kepala saemaul undong membuat laporan perkembangan program saemaul undong yang langsung diterima di meja presiden.Beliau tidak segan untuk memberikan teguran apabila program tidak berjalan sebagaimana mestinya namun disisi lain juga memberikan penghargaan kepada Desa yang berhasil melaksanakan program saemaul undong dengan menambah bantuan dana untuk kegiatan saemaul undong tahun berikutnya. Setelah dilaksanakannya program Saemaul Undong perekonomian Korea Selatan meningkat dari tahun ketahun meskipun ketika kepemimpinan Presiden Park Chung Hee berakhir, ketika Presiden Park Chung Hee terbunuh di tahun 1979.Jiwa dan semangat saemaul undong telah menyebar keseluruh lini pembangunan tidak hanya pembangunan fisik namun juga pembangunan mental dan spiritual yang menjadi energi yang tak pernah surut untuk tetap berkarya demi kemajuan bangsa.